Thursday, February 18, 2010

Bergulat Dengan Waktu Demi Menyekolahkan Anak

Waktu adalah uang. Mungkin itu yang pas untuk diucap bu Henik dan suaminya. Sebagai juragan kecil kue pasar Bangunrejo mereka harus bergulat dengan waktu. Mereka menentang kebiasaan. Mereka melawan rasa kantuk, melawan rasa capek, melawan rasa sakit. Walaupun sakit mereka harus bekerja. Kalau tidak kerja mau makan apa? mau nyangoni kelima anaknya pakai apa? Mau jualan besok pakai apa? Beliau memulai aktivitasnya dari jam 1 malam tepat setelah jam 24.00. belau sudah menekuri dapur dengan bahan-bahan kue yang siap di bentuk bebagai macam kue. Dalam waktu 2 jam beliau harus meyelesaikan semua pekerjaan. Kenapa? Karena jam 3 pagi para pedagang kue sudah menggu di pasar untuk ambil kue bu Henik untuk dijual kembali. Harga semua jenis kue itu hanya dihargai Rp.400,- dan dijual kembali oleh pedagang Rp.500,- harga yang sangat murah untuk ukuran yang relatif besar. Di Purwokerto yang namnya mendoaka hrganya sudah berkisar tujuh ratus sampai delapan ratus rupiah. Gorengan dan aneka kue lainnya berharga enam ratus keatas.

Kehidupan beliau hanya bekisar pasar dan kontrakan belaiu yang kecil namun produktif. Kontrakan hanya ada 1 kasur. Pada hal mempunyai naka 5.seringnya naka-anak belai tidur di rumah temenya. Agar ibu, bapak dan adiknya bisa tidur leluasa untuk menabung enregi sebelum tejun ke dapur dan ke Pasar Bangunrejo. Pasar yang dimulai hiruk pikuknya dari jam 2 malam sebetulnya itu hanya sebuah satu garis jalan di Bangunrejo. Setiap pagi daerah itu menjadi pasar yang padat dan ramai stelah matahari menyingsing berubah wujud menjadi perkampungan. Pasar itu tepat berada di kelurahan Dupak kecamatan Krembangan Surabaya.

Pasar Bangunrejo, ya pasar itu adalah tujuan saya pertama setelah saya menginjakkan kaki di Surabaya yang ke empat kalinya. Kali ini, saya harus tinggal di Surabaya lebih lama dan tidak hanya sekedar main. Dengan program pembinann KPMS (Kelompok Pengusaha Makanan Sehat). Saya berperan tidah hanya sekedar penyuluh tapi harus mengkader menjadi penggerak yang akan menggantikan posisi saya yang sadar akan makanan sehat, pentingnya berkelompok, pentingya usaha bersama, dan berorganisasi. Sampai tiba saatnya mereka mandiri, mampu mengakes link-link untuk memajukan usaha mereka. Di pasar Bangunrejolah yang akan bersejarah karena tumbuh 2 bibit kelompok mandiri yang bernama Sukses Bersama dan Mandiri Bersama sebagai pondasi awal pengkaderan kader lokal. Di temapt itu saya banyak menemukan ibu-ibu perkasa sebagai tulang punggung keluarga.atau yang sangat membantu perekonomian keluarga karena rta-rata pekerjaan sumai adalah narik becak. Pengahasilan tukang becak sekarang sangat sepi dengan menjamurnya sepeda motor. Seperti suami bu Henik yang narik becak di di sekitar PGS (pusat Grosir Surabaya) tidak cukup hanya untuk makan sehari-hari. Apalagi biaya sekolah, kontrkan, listrik, PAM dan lain sebagainya.

Suami bu Henik narik becak setelah sholat subuh usai berjualan di pasar. Bu Henik sendiri mulai berbelanja bahan-bahan baku kue dan bahan-bahan yang akan dimasak untuk makan keluarga. Usai berbelanja belai masaka. Setelah masak beliau mulai mengupas ubi-ubi untuk diolah menjadi aneka kue. Sebelas macam kue yang jumlanya ratusan sampai siang hari bahkan sore belum selesai ngupas dan marut ubi atau singkong itu. Terkadang baru bisa belanja pada siang hari dengan uang dari pedagang yang baru dibayar setelah habis. Kalu tidak habis jajanan itu pun hanya tergeletak di rumah bu Henik. Belum lagi bu Henik harus mencuci baju keluarga dan pekerjaan membersihkan kontrakan pun tidak menjadi prioritas. Yang ada dipikran belaiu bekerja dan bekerja. Anak bisa sekolah, anak bisa jajan.

Bu Henik dan Suami tetap merasa bersyukur dengan anak-anaknya yang tidak rewel, masi di beri kesehatan dan keutuhan keluarga. Walaupun pas-pasan, walaupun harus tidur 1 jam dalam sehari, walapun harus tidur di atas lantai sambil duduk saat semua anak-anaknya tidur di rumah mereka berlapang dada. Tetap optimis bisa menyekolahkan anak-anak dan rizki slalu datang kalau berusaha dan berdoa. Seperti sabda Rosul:”bekerjalah kamu sekan-akan kamu hidup selamnya” dan ada suatu dosa hanya terhapuskan tidak hanya dengan sholat dan puasa namun harus dengan keringan kerja kita. Mka bersyukurlah kita yang mampu bekerja dan bermanffat bagi orang lain.

No comments: