Thursday, February 18, 2010

Bu Anna dengan 9 Anaknya

Di sebuah pasar kecil yang bernama Pasar Bangunrejo ada salah satu ibu yang saya temui bernama ibu Paenah. Namun, biasa dipanggil dengan nama bu Anna. Beliau di sana berjualan donat. Donat yang dijual berukuran besar, kalau diukur dengan wajah kita hampir sama atau lebih besar. Harga donatpun relatif murah hanya sekitar Rp.2000,¬- per satuannya. Beliau sekarang menjadi tulang punggung keluarga setelah suaminya menganggur. Suaminya pun tidak pure menganggur, beliau masi tetap membatu istrinya menggu dagangan di pasar Bangun rejo itu dari pagi sampai jam sepuluhan.
Usai berjualan di pasar Bu Anna berbelanja bahan-bahan untuk dagangan dan untuk makan sehari-hari. Saat bu Anna belanja suaminya yang menjaga dagangan. Kalau suami berhalangan anaknya yang perempuan yang kebetulan masuk sekolah siang itu pun ikut jaga dagangan di pasar. Anak ibu paenah hamper semua bekerja memabtu kerjaan ibundanya itu. Di waktu sore sekitar jam tigaan seusai sekolah anaknya pun ikut mengadoni adonan donat. Anak yang laki-lakinya mengupas pisang, sukun. Dan hampir semua anaknya tidak memilah-milah pekerjaan.
Beruntung ibu Sembilan anak ini mempunyai anak yang nurut dan pengertian. Beliau tetap bekerja untuk sembilan anaknya dengan otot dan skill yang belaiu miliki. Keadaan beliau yang sekarang kekurangan berbeda saat-saat masi berjaya dulu yaitu saat BBM belum naik, saat belum banyak orang di PHK. Omset yang diperoleh bisa untuk nyekolahin anak-anak, nabung, sampai bisa membeli rumah yang ditemaptin sekarang. Namun apa daya, suami yang selisih cukup jauh dengan bu Anna sudah tidak bisa mengeluarkan tenaga banyak, persaingan dagang semakin banyak, permintaan semakin menurun. Dari situ usaha kateringnya tidak berjalan mulus, jualan nasi pun berhenti karena saingan yang semakin menjamur. Akhirnya beralih profesi berjualan Kue, donat dan gorengan. Omset dalam sehari sekarang bisa jadi sudah habis untuk makan sehari dan sangu anak-anak. Untuk biaya sekolah anak-anak kadang dibantu oleh anaknya yang sudah bekerja sebagai buruh bangunan di Kalimantan.
Suatu hari ibu itu bercerita ke saya: “saya harus dapet uang lebih banyak, maka saya putuskan setelah sholat subuh tepat jam 04.30 berangkat ke pasar berjualan donat, Alhamdulillah jualannya cepat habis dan bisa belanja buat bahan pokok dan cepat pulang”. Setelah pulangpun belum sempat istirahat belaiu harus memasak untuk makan sehari-hari keluarganya. Waktu siang baru istirahat sebentar dan setelah itu sudah mulai gore-goreng untuk jualan di sore hari. Tempat jualan sore sampai malam hari cukup depan rumah dengan rombong yang dibelikan anaknya. Aktivitas mnekuri kompor, menyambangi pasar di pagi hari dalah menu sehari-harinya untuk tetap mengihidupi anak-anaknya.

No comments: